BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK atau Classroom Action Research) yang belakangan ini menjadi trend para guru pendidikan yang akhir-akhir ini banyak yang menaruh perhatian yang cukup besar terhadap penelitian tindakan kelas. Peneltian kelas ini disinyalir jenis penelitian yang prosedurnya mudah, tidak ribet, tidak mengganggu waktu proses belajar mengajar.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk inquiry melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peneliti yang terlibat dalam situasi yang diteltitnya yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran, serta untuk meningkatkan kinerja sistem pendidikan. Hal tersebut sebagaimana yang dikemukakan oleh Striger (Mulyasa, 2010: 33) mengartikan tindakan kelas sebagai ”diciplined inquiry (research) which focused efforts to improve the quality of people’s organizational, comunity and familly lives.”
Suhardjono (Mohammad Asrori, 2008:5) mendefenisikan” peneletian tindakan kelas adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran.”
Sedangkan David Hopkins (Kardiman, 2007:16) berpendapat PTK adalah: a form of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational practices, (b) their understanding of these practices, and (c) the situations in which practices are carried out
Dari 3 pernyataan di atas dengan jelas ketiga-tiganya pada dasarnya menegaskan bahwa dengan peneltian dapat meningkatkan kualitas individu ataupun lembaga terutama dunia pendidikan menuju kea rah yang lebih baik.
Dalam penelitian tindakan kelas ini penulis menggunakan metode deskriftif kualitatif adalah suatu metode yang digunakan guru agar dapat memecahkan permasalahan pembelajaran yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan setiap hari untuk menuju pembelajaran yang kondusif.
Menurut Sugiyono (2010:15) penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filasapat postpostivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai isntrumen kunci, pengambilan sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data trianggulasi (gabungan), analisa data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Atas dasar itulah peneliti menggunakan metode ini karena tidak ada rekayasa dan guru sendiri sebagai instrument dalam hal meneliti kondisi kelas.
B. Prosedur Penelitian
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang tampaknya tidak terlalu sulit untuk dilaksanakan oleh seorang guru di kelasa adalah penelitian tindakan model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Mohammad Asrori. 2008:68)
Dalam model Kemmis dan Mc.Taggart ini penelitian menggunakan dan mengembangkan siklus (cycle ini mengandung empat komponen yaiatu :
a. Rencana (Planning)
Pada komponen ini, guru sebagai peneliti merumuskan rencana tindakannya yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran, perilaku, sikap dan prestasi belajar siswa.
b. Tindakan (Action)
Pada komponen ini, guru melaksanakan tindakan, berdasarkan rencana tindakan yang telah direncanakan, sebagai upaya perbaikan dan peningkatan atau perubahan proses pembelajaran, perilaku, sikap dan prestasi belajar siswa yang diinginkan
c. Pengamatan (Observing)
Pada komponen ini, guru mengamati dampak atau hasil dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan pada siswa. Apakah berdasarkan tindakan yang dilaksanakan itu memberikan pengaruh yang meyakinkan terhadap perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa atau tidak.
d. Refleksi (Reflection)
Pada komponen ini, guru mengkaji dan mempertimbangkan secara mendalam tentang hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan itu dengan mendasarkan pada berbagai criteria yang telah dibuat. Berdasarkan hasil refleksi ini, guru dapat melakukan perbaikan terhadap rencana awal yang telah dibuatnya jika masih terdapat kekurangan sehingga belum memberikakn dampak perbaikan dan peningkatan yang meyakinkan.
Sebelum melakanakakn kegiatan ke empat komponen tersebut peneliti memaparkan alur yang akan dikerjakan dalam penelitian tindakan kelas
. Alur penelitian ini dapat dilihat pada tabel alur di bawah ini :
|
Gambar 3.1. Siklus PTK Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Mulyasa,2010:112).
Sebelum melakanakan penelti. Alur penelitian tindakan kelas penulis juga memiliki alaur penelitian yang bias diperhatikan pada bagan alur di bawah ini:
Studi Pustaka Mengenai Model Pembelajaran Interaktif |
Membuat Rencana Tindakan |
Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Model Pembelajaran Interaktif |
Observasi Awal |
Identifikasi Masalah |
Penyusunan Masalah |
Tindakan II |
Tindakan I |
Refleksi I |
Refleksi II |
Refleksi III |
Tindakan III |
Gambar 3.2. Alur Penelitian tindakan kelas (Kasbolah, 1998/1999)
Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan siklus pertama dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Observasi Awal
Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal tentang Daya konsentrai belajar Anak autis di SLB ABC YPLAB Lembang dalam proses pembelajaran akademi (terutama dalam aspek menulis) di kelas 2 SDLB. Dalam observasi peneleiti menemukan hambatan anak dalam proses pembelajaran yaknik adanya kesulitan dalam proses belajar mengajar berlangsung ditandai dengan pekerjaan anak dalam mengerjakan guru setengah-setengah tidak full, perilaku anak yang tantrum, perilaku anak selalu gregetan sewaktu berada dalam proses belajar mengajar.
Kardiawarman, (2008 : 28) menyatakan bahwa :
Observasi ini merupakan kegiatan utama juga dalam kegiatan PTK. Jadi observasi ini harus betul-betu dilaksanakan dengan baik, karena baha-bahan yang diperlukan dalam fase refleksi nanti sebagian besar atau bahkan mungkin seluruhnya berasal dari hasil obeservasi
2. Identifikasi Masalah
Pada tahapan identifikasi masalah harus berdasarkan pada kegiatan observasi awal, dalam kegiatan ini mengenali masalah yang benar-benar urgen untuk dijadikan penelitian. Dan peneliti menetapakan masalah konsentrasi dalam belajar yang mana hal ini merupakan hal yang urgent yang perlu penanganan yang lebih serius dan peneliti menggunakan media puzzle untuk mengatasi masalah daya konsentrasi anak autis yang menurun. Untuk siklus I (Tindakan Pertama) menggunakan Media puzzle buah-bauhan Sedangkan untuk siklus (Tindakan Kedua) menggunakan Media puzzle buah-buahan yang bervariasi supaya tidak membosankan anak. Apabila anak konsentrasi menurun maka selingannya dia memainkakn puzzle agar konsentrasinya membaik. Sedangkan untuk siklus III (Tindakan Ketiga) diharapkan anak autis konsentrasinya meningkat setelah diberikan media puzzle sebagai selingan anak dalam belajar agar tidak boring, sehingga dengan itu konsentrasi anak kembali meningkat.
Dari observasi awal ini diketahui bahwa siswa daya konsentrasi belajarnya kurang baik sehinga dalam mengerjakan tugas akademik kurang optimal dikerjakannyadan untuk mengatasinya maka penulis menggunakan medi puzzle.
3. Membuat Rencana Tindakan
Rencana tindakan penulis berdasarkan masalah-masalah yang akan diidentifikasi sebelumny, antara lain masalah yang muncul:
a. Muncul perilaku tantrum anak apabila keinginannya tidak terpenuhi.
b. Anak selalu berperilaku gregetan apabila melihat benda kesayangannya diambil oleh orang lain.
c. Daya konsentrasi anak menurun sehingga tugas yang diberikan oleh guru tidak terselesaikan dengan baik.
4. Penyusunan Instrumen
Setelah membuat rencana tindakan maka,peneliti merancang sejumlah instrumen peneleitian yakni: Rencana Pelaksanaan Pembelajara, Silabus, Program Semester, Lembar Kerjas Siswa, dan membuat lembar pengamatan. Lembar pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektifitas penggunaan media puzzle dalam meningkatkan daya konsentrasi anak dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas.
Pelaksanaan Pembelajaran
a. Siklus I
1) Tahap Persiapan Pembelajaran
Dalalm tahap ini penulis menyusun rencana pembelajaran yang pokok bahasannya menulis .
2) Tahapan Kegiatan pembelajaran
Kegiatan awal
a) Guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan berdo’a terlebi dahulu dengan membaca Surat Al-Fatihah, Do’a
b) Guru melaksanakan presensi pada siswa.
c) Guru mengkondisikan anak untuk siap melaksanakan pembelajaran.
Kegiatan Inti
a) Guru melaksanakan apersepsi materi (memaparkan materi yang sebelumnya diajarkan).
b) Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang bahasa Indonesia dalam hal ini menerangkan materi mengenai menulis dengan meniru tulisan dalam buku tulis.
c) Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran.
d) Guru menirukan cara menuliskan kalimat/kata pada buku tulis dengan menebalkaannya
e) Siswa mengikuti instruksi yang diberikan guru kepadanya dengan seksama.
f) Sebelum siswa menuliskan (menebalkan kata-kata), siswa diberikan treatement dulu dengan menggunakan media puzzle untuk meningkatkan daya konsentrasi belajar anak agar mengerjakan tugas dari guru terfokus.
Kegiatan Penutup
a) Guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah diajarkan kepada murid
b) Guru memberikan feed back pada siswa dengan memberikan tugas untuk meniru tulisan pada buku tulis
c) Guru memberikan tugas kepada siswa dengan menyuruhnya menuliskan kata-kata pada buku tulisnya dengan menebalkan kata-kata yang telah dituliskan oleh guru ke dalam buku tulisnya.
b. Siklus II
1) Tahap Persiapan Pembelajaran
Dalalm tahap ini penulis menyusun rencana pembelajaran yang pokok bahasannya menulis .
2) Tahapan Kegiatan pembelajaran
Kegiatan awal
a) Guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan berdo’a terlebi dahulu dengan membaca Surat Al-Fatihah, Do’a
b) Guru melaksanakan presensi pada siswa.
c) Guru mengkondisikan anak untuk siap melaksanakan pembelajaran.
Kegiatan Inti
a) Guru melaksanakan apersepsi materi (memaparkan materi yang sebelumnya diajarkan).
b) Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang bahasa Indonesia dalam hal ini menerangkan materi mengenai menulis dengan meniru tulisan dalam buku tulis.
c) Siswa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran.
d) Guru menirukan cara menuliskan kalimat/kata pada buku tulis dengan menebalkaannya
e) Siswa mengikuti instruksi yang diberikan guru kepadanya dengan seksama.
f) Sebelum siswa menuliskan (menebalkan kata-kata), siswa diberikan treatement dulu dengan menggunakan media puzzle untuk meningkatkan daya konsentrasi belajar anak agar mengerjakan tugas dari guru terfokus.
Kegiatan Penutup
a) Guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah diajarkan kepada murid
b) Guru memberikan feed back pada siswa dengan memberikan tugas untuk meniru tulisan pada buku tulis
c) Guru memberikan tugas kepada siswa dengan menyuruhnya menuliskan kata-kata pada buku tulisnya dengan menebalkan kata-kata yang telah dituliskan oleh guru ke dalam buku tulisnya.
3) Observasi
a) Sasaran observasi ini adalah ketahanan (lamanya) konssentrasi belajar siswa sewaktu melaksanakan kegaitan belajar mengajar di kelas dengan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan tuntas.
b) Melakukan evaluasi hasil belajar siswa dengan tujuan untuk mengetahui daya tahan konsentrasi belajar siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru hingga tuntas menyelesaikannya.
5. Hasil
Dalam kegiatan refleksi1 ditemukan ada sejumlah kekurangan maupun kelebihannya, selanjutnya akan ditindaklanjuti dalam siklus II yang akan ditindaklanjuti lebih baik lagi dari siklus sebelumnya. Jika dalam siklus II telah dilakukan tindakan, maka dilihatlah apa yang kurang atau apa yang harus ditingkatkan lagi. Maka dibuatlah siklus III, pada siklus harus semuanya diperbaiki dan siklus ini merupakan hasil akhir dari penerapan Media puzzle.
C. Lokasi dan Subjek Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di kelas 2 SDLB Autism SLB
ABCD YPLAB Lembang adalah 1 orang yang yang berjenis kelamin laki-laki. Letak geografis SLB ABCD YPLAB Lembang berlokasi di Jalan Barulaksana No. 183 Lembang Kabupaten, Kecamatan Lembang Kecamatan Bandung Barat Telp (022) 2784696
Table 3:1
Subyek Penelitian (Siswa)
No. |
Nama |
Jenis Kelamin |
Usia |
1. |
Muhammad Billy Abdurrahaman |
Laki-laki |
10 |
D. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini digunakan beberapa instrumen penelitian, yaitu:
1. Observasi
Lembar observasi terhadap para siswa ketika pembelajaran berlangsung. Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran. Sedangkan diartikan lebih sempit yaitu pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan (Soehartono, 1995 : 69).
2. Angket
Angket (self-administered questionnaire) adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden. (Soehartono, 1995 : 65)
Angket di sini untuk diisi oleh guru lain yang mengobservasi penelti dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
3. Lembaran Kerja Siswa
Instrumen ini digunakan untuk melihat sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa meliputi pre tes dan post test, yang dapat dijadikan pertimbangan-pertimbangan untuk mengambil keputusan.
E. Analisis Data
Proses analisa data berlangsung dari awal sampai akhir pelaksanaan program tindakan. Data dalam penelitiai diolah dan dianalisis dengan mengikuti pola dari tahap orientasi sampai tahap berikutnya atau berakhirnya seluruh program tindakan sesuai dengan karakteristik, fokus permasalahan dan tujuan pemilihan. Data akan diolah dengan menggunakan teknik analisis kualitatif untuk menunjukan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan konseptual. Yaitu data tentang kerja guru, efektifitas belajar siswa, pola interaksi pembelajaran penggunaan sarana/ prasarana dalam pembelajaran Organologi.
Data mentah yang dikumpulkan melalui observasi, angket, yang dirangkum dan dideskripsikan dalam bentuk metode data. Kemudian data tersebut diberi identitas tertentu berdasarkan jenis dan sumbernya, meliputi :
1. Analisis terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung.
2. Penerapan Media Puzzle dalam meningkatkan daya konsentrasi belajar .
3. Aktivitas siswa dalam pembelajaran.
4. Lembar Kerja Siswa